搜索

lip sdy toto911: Guru Besar ISI ungkap perubahan dalam dunia wayang

Guru Besar ISI ungkap perubahan dalam dunia wayang

  • Kamis,lip sdy toto911 7 November 2024 19:44 WIB
Guru Besar ISI ungkap perubahan dalam dunia wayang
Pertunjukan wayang dalam memperingati Hari Wayang Nasional di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta, Kamis. (ANTARA/ Putri Hanifa)
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Institut Seni Indonesia Prof. Dr. Soetarno,DEA. memberikan refleksi mendalam tentang perubahan dalam dunia wayang, terutama yang terjadi sejak era 80-an.

“Pada era sekarang atau dalam waktu sekarang ini, kiranya mengalami perubahan. Menurut pengamatan saya ada tiga perubahan yang sangat menonjol,” kata Soetarno saat dialog budaya “Nilai Etika Moral Pewayangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta, Kamis.

Pertama, ia mencatat adanya diskontinuitas epistemologis filosofis, di mana adegan wayang yang dahulu sarat dengan nilai spiritual dan sakral kini lebih mengarah pada hiburan semata.

Baca juga: Budayawan sebut wayang jadi representasi kehidupan manusia

Baca juga: Mengenal 5 dalang terpopuler yang melestarikan seni wayang Indonesia

Kedua, ada diskontinuitas estetika, di mana pertunjukan wayang saat ini lebih mengutamakan kepentingan penonton ketimbang standar estetika yang diajarkan oleh para ahli wayang.

Yang terakhir, ia menyebutkan diskontinuitas sosial-ekonomi, dengan semakin menguatnya unsur glamor dan hiburan instan dalam wayang, mengurangi nilai-nilai luhur yang dahulu ada.

Namun, meski terjadi perubahan besar, Guru Besar ISI tersebut menekankan pentingnya tetap menjaga nilai-nilai estetika dalam pertunjukan wayang.

Ia mengapresiasi dalang seperti Naso Sabdo yang tetap mempertahankan nilai-nilai tersebut dalam pertunjukannya, seperti yang terlihat pada Karnotanding tahun 1980 di Surakarta.

Dalam kesempatan ini, ia juga mengangkat kisah Adipati Karna dalam “Mahabharata” sebagai contoh dilema moral yang relevan, yang harus berperang melawan saudaranya Arjuna, menunjukkan keteguhan moral berdasarkan kewajiban, bukan perasaan pribadi.

Hal itu ia kaitkan dengan ajaran “Immanuel Kant”, yang menekankan bahwa tindakan moral harus didasari oleh kewajiban.

“Kant mengajarkan bahwa manusia harus mendasarkan perbuatannya pada kewajiban dan bukan dalam hal yang lain. Bukan untuk keluarga, bukan untuk pribadinya, dan sebagainya,” ungkapnya.

Ia pun menekankan pentingnya “laku utama”, nilai moral yang mengajarkan manusia untuk bertindak baik, toleran, dan menjunjung tinggi kebenaran.

Nilai ini, menurutnya, harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi menciptakan harmoni.

Baca juga: Peringati Hari Wayang Nasional, Menbud ajak lestarikan wayang

Baca juga: 5 lakon wayang dengan kisah legendaris dan pesan moral yang kuat

Baca juga: Sejarah perkembangan Wayang kulit sebagai warisan budaya Indonesia

Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024

随机为您推荐
版权声明:本站资源均来自互联网,如果侵犯了您的权益请与我们联系,我们将在24小时内删除。

Copyright © 2016 Powered by lip sdy toto911: Guru Besar ISI ungkap perubahan dalam dunia wayang ,b-geeks.com - Info Terkini Seputar Dunia Politik, Ekonomi, dan Teknologi   sitemap

回顶部