当前位置: 当前位置:首页 >togel singapore >ini sidney wanwantoto: Studi baru tunjukkan kaitan antara masalah tidur dan risiko demensia 正文

ini sidney wanwantoto: Studi baru tunjukkan kaitan antara masalah tidur dan risiko demensia

2024-11-15 15:58:05 来源:b-geeks.com - Info Terkini Seputar Dunia Politik, Ekonomi, dan Teknologi作者:rtp live 点击:960次

Studi baru tunjukkan kaitan antara masalah tidur dan risiko demensia

  • Sabtu,ini sidney wanwantoto 9 November 2024 16:31 WIB
Studi baru tunjukkan kaitan antara masalah tidur dan risiko demensia
Arsip Foto - Petugas kesehatan memeriksa kesehatan warga lanjut usia. (ANTARA FOTO/Ampelsa)
Jakarta (ANTARA) - Studi baru yang dipublikasikan di jurnal Neurologymenunjukkan kaitan antara masalah tidur pada orang lanjut usia dan risiko demensia.

Menurut hasil studi yang dikutip dalam siaran Web MDpada Jumat (8/11), orang lanjut usia yang merasa mengantuk berat pada siang hari dan kurang bersemangat melakukan aktivitas sehari-hari berisiko mengalami sindrom risiko kognitif motorik (Motoric Cognitive Risk/MCR), kondisi yang dapat menyebabkan demensia.

Orang dengan sindrom MCR sering berjalan lambat dan menyampaikan keluhan kognitif. Namun, dokter belum mendiagnosis mereka mengalami ketidakmampuan berjalan atau demensia.

Guna memahami kaitan masalah tidur dengan kondisi yang bisa menyebabkan demensia, para peneliti mengikuti hingga 445 orang berusia rata-rata 76 tahun yang tidak mengalami demensia pada awal studi.

Mereka menyampaikan kuesioner untuk menilai pola tidur peserta penelitian, termasuk apakah mereka susah tertidur dalam waktu 30 menit, terbangun pada tengah malam, atau perlu minum obat agar bisa tidur.

Guna mengukur rasa kantuk pada siang hari, para peneliti menanyakan kepada peserta seberapa sering mereka kesulitan untuk tetap terjaga saat mengemudi, makan, atau terlibat dalam aktivitas sosial.

Para peneliti juga mengukur tingkat antusiasme dan gangguan memori peserta penelitian, seperti menanyakan seberapa susah peserta penelitian berusaha mempertahankan antusiasme dalam menyelesaikan tugas.

Selain itu, para peneliti menilai kecepatan berjalan peserta menggunakan treadmillpada awal studi dan setiap tahun selama rata-rata tiga tahun.

Baca juga: Gangguan tidur berkaitan dengan peningkatan risiko demensia

Baca juga: Masalah tidur pada usia paruh baya berkaitan dengan percepatan penuaan

Hasil analisis para peneliti menunjukkan bahwa 35,5 persen orang yang mengalami kantuk berlebihan pada siang hari dan kurang bersemangat mengalami sindrom MCR dan 6,7 persen tidak memiliki kondisi ini.

Bahkan setelah menyesuaikan faktor risiko seperti usia dan depresi, para peneliti mendapati orang dengan rasa kantuk berlebihan pada siang hari dan secara keseluruhan kurang antusias tiga kali lebih mungkin mengalami sindrom MCR dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki masalah tidur tersebut.

"Temuan kami menekankan perlunya skrining untuk masalah-masalah tidur," kata Victoire Leroy, MD, PhD. dari Albert Einstein College of Medicine di New York selaku penulis hasil studi.

"Ada kemungkinan orang bisa mendapatkan bantuan untuk mengatasi masalah tidur mereka dan mencegah penurunan kognitif di kemudian hari," katanya dalam siaran pers.

Para peneliti menyampaikan, hasil studi mereka tidak membuktikan bahwa masalah tidur menyebabkan sindrom MCR, hanya menunjukkan hubungan antara keduanya saja.

Leroy mengatakan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menjelaskan mekanisme yang menghubungkan gangguan tidur dengan sindrom risiko kognitif motorik dan penurunan kognitif.

Baca juga: Cegah demensia sedari muda agar menua berkualitas

Baca juga: Tanda-tanda insomnia kronis dan cara mengatasinya

Penerjemah: Vinny Shoffa Salma
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024

作者:demo slot
------分隔线----------------------------
头条新闻
图片新闻
新闻排行榜